profil KU

Terima kasih Anda telah berkunjung di situs priadi saya dan Semoga berkenan di hati, Sebelumnya saya juga mohon maaf bila ada segala kekurangan karena situs ini bersifat belajar.

Belajar Software Komputer

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tauladan kisah Tokoh-tokoh Dunia dan Indonesia

Mencontoh kisah perjalanan dan kehidupan tokoh dunia sangat diperlukan agar kita dapat mengenang jasa beliau atau sebagai sumber inspirasi untuk kita semua.

Mengenal Internet Dan Intranet

Clik gambar diatas apabilah berkeinginan untuk mempelajari Jaringan Internet

Belajar Dasar dasar Elektronika

Silahkan Click gambar diatas bila ingin mempelajari Dsar dasareektronka.

Selasa, 31 Juli 2012

Nasrudin Pergi Bercukur

Nasrudin dianggap sebagai guru sufi bahkan ia dipanggil sebagai Mullah, hal ini menujukkan dia memang berilmu. Pada suatu hari -Nasrudin pergi ke tukang cukur. Sialnya si tukang cukur bekerja amat lamban karena pisaunya tumpul. Setiap kali pipi Nasrudin tergores hingga berdarah.

Tukang cukur cepat ceoaf mengambil sejumput kapas dan meletakkannya pada luka itu. Hal ini berlangsunq terus hingga beberapa kali. Sampai wajah Nascudin penuh dengan jumputan-jumputan kapas. Ketika si tukang cukur hendak melanjutkan dengan pipi Nasrudin yang satunya, tiba-tiba saja Nasrudin melompat dan memandangi wajahnya di kaca.

"Cukup, terima kasih, Saudara! Aku telah memutuskan untuk menanam kapas di pipi kiri dan gandum di pipi yang lain!"

Nasrudin dan Tiga Orang Bijak

Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.

Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, “Di mana sebenarnya pusat bumi ini?”
Nasrudin menjawab, “Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
“Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?” tanya orang bijak pertama tadi.
“Kalau tidak percaya,” jawab Nasrudin, “Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. “Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?”
Nasrudin menjawab, “Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”
“Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?”
Nasrudin menjawab, “Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
“Itu sih bicara goblok-goblokan,” tanya orang bijak kedua, “Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Nasrudin pun menjawab, “Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, “Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.” “Saya tahu jumlahnya,” jawab Nasrudin, “Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.”
“Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?” tanyanya lagi. “Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.”
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut.

Susu dan Garam

Nasrudin dan Ali merasa haus, mereka pergi ke sebuah warung untuk minum. Karena uang mereka hanya cukup untuk membeli segelas susu maka Mereka memutuskan membagi segelas susu untuk berdua.

Ali : “kamu minum dulu setengah gelas,Karena aku hanya punya gula yang hanya cukup untuk satu orang. Aku akan menuangkan gula ini ke dalam susu bagianku.”
Nasrudin : “Tuangkan saja sekarang dan aku akan minum setengahnya.”
Ali : “Aku tidak mau. Sudah kukatakan, gula ini hanya cukup membuat manis setengah gelas susu”
akhirnya Nasrudin pergi ke pemilik warung dan kembali dengan sekantung garam.
Nasrudin : “Ada berita baik. Seperti telah kita setujui, aku akan minum susu ini lebih dulu. Aku akan minum bagianku dengan garam ini.”
Ali : “apa….?”